Artikel

Poin Literasi (POLITERA) Versi Gemini

POIN LITERASI (POLITERA) VERSI GEMINI
diakses pada tanggal 30 September 2025

Pertanyaannya :

Apakah kamu bisa memberikan informasi tentang pengelolaan kegiatan literasi dengan menggunakan model Poin Literasi (POLITERA) ?

Jawabannya :

Informasi mengenai model Poin Literasi (POLITERA) menunjukkan bahwa ini adalah suatu sistem terstruktur yang digunakan oleh beberapa sekolah (contohnya SMP Taruna Bakti) untuk mengelola, memantau, dan menilai (menghargai) kegiatan literasi siswa secara berkelanjutan.

Model ini secara khusus dirancang untuk mengintegrasikan kegiatan literasi ke dalam kehidupan sekolah sehari-hari dan menjadikannya sebagai bagian dari penilaian formal.

Berikut adalah informasi tentang konsep dan pengelolaan kegiatan literasi menggunakan model POLITERA, berdasarkan praktik yang ditemukan:

  1. Konsep Dasar POLITERA

POLITERA adalah mekanisme pemberian nilai atau ‘poin’ untuk setiap kegiatan literasi yang dilakukan siswa. Tujuannya adalah untuk:

  • Mendorong Motivasi Ekstrinsik: Memberikan insentif dan pengakuan (berupa poin) yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dan terlibat dalam kegiatan literasi.
  • Pengukuran dan Pemantauan: Menyediakan alat ukur yang jelas dan terperinci untuk memantau keterlibatan dan perkembangan literasi setiap siswa dari waktu ke waktu (mingguan, bulanan, semester).
  • Integrasi Penilaian: Mengintegrasikan hasil kegiatan literasi ke dalam sistem penilaian sekolah (misalnya, dicatat dalam rapor) sebagai bagian dari evaluasi kenaikan kelas atau perkembangan karakter siswa.
  1. Kegiatan Literasi yang Diberikan Poin (Contoh Harian)

Model POLITERA biasanya menetapkan kegiatan literasi harian yang beragam, di mana setiap kegiatan memiliki ‘poin’ atau bentuk pengakuan tertentu.

Hari Jenis Kegiatan Literasi Fokus Keterampilan
Senin Membaca Kitab Suci/Keagamaan: Membaca kitab suci sesuai agama masing-masing. Fondasi moral/spiritual, kedisiplinan.
Selasa Menyaksikan Tayangan Cerita: Menonton tayangan yang inspiratif atau edukatif. Literasi media, pemahaman lisan (menyimak), dan penarikan hikmah/nilai.
Rabu Membaca Buku Pilihan Pribadi: Siswa membawa dan membaca buku non-pelajaran sesuai minat mereka. Menumbuhkan minat baca, membuat ringkasan/resensi.
Kamis Membaca Buku Pilihan Kelas/Bersama: Membaca buku yang disepakati bersama oleh kelas. Kebiasaan membaca, kolaborasi, berbagi pengalaman membaca.
Jumat Menulis Cerita Pendek/Kreatif: Kegiatan menulis (produktif). Pengembangan kreativitas, keterampilan menulis naratif.

Catatan: Jenis kegiatan ini dapat disesuaikan oleh sekolah sesuai dengan kurikulum dan kebutuhannya.

  1. Mekanisme Pengelolaan Poin

Pengelolaan model POLITERA umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:

Tahap Pengelolaan Deskripsi Kegiatan
1. Pencatatan Input Siswa melaporkan kegiatan literasi yang sudah mereka lakukan (misalnya: ringkasan buku, hikmah tayangan, karya tulis). Pencatatan ini bisa dilakukan secara manual (kartu pantau) atau digital (melalui sistem input online).
2. Verifikasi dan Pemberian Poin Guru atau Tim Literasi Sekolah (TLS) memverifikasi laporan siswa. Setiap laporan yang valid diberikan sejumlah poin. Poin ini dapat mencerminkan kelengkapan, ketepatan waktu, dan kualitas tanggapan (resensi/ringkasan).
3. Perhitungan dan Pelaporan Berkala Poin dikalkulasikan secara rutin (misalnya mingguan dan bulanan). Sekolah akan membuat laporan publik, yang menampilkan total poin setiap siswa/kelas. Ini menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
4. Apresiasi dan Penghargaan Poin yang terkumpul digunakan untuk memberikan penghargaan. Penghargaan dapat berupa: (1) Reward non-materi (misalnya piagam, pengumuman di upacara), (2) Reward materi (misalnya buku, alat tulis), atau (3) Kontribusi pada nilai rapor (penilaian karakter atau mata pelajaran tertentu).
  1. Manfaat Implementasi POLITERA

Model POLITERA dianggap efektif karena:

  • Terukur: Menjadikan literasi sebagai aktivitas yang terukur, tidak hanya sekadar anjuran.
  • Meningkatkan Keterlibatan: Adanya sistem poin dan penghargaan memanfaatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi lebih aktif.
  • Integratif: Memastikan kegiatan literasi terintegrasi dan konsisten di seluruh jenjang waktu, bukan hanya kegiatan insidental.

Dengan model ini, kegiatan literasi bertransisi dari sekadar “pembiasaan” (tahap awal GLS) menuju “pengembangan” dan “pembelajaran” karena ada tagihan (berupa laporan) dan pengakuan (berupa poin/nilai).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *