Input Pembaca Harian

Laporan Input Literasi Harian Siswa Selasa 12 April 2022

Nama Kelas No. Absen Ringkasan Bahan Bacaan Fiksi/ Non Fiksi
keimora adzra shabirra 7A 7 ada seorang anak perempuan yang lelah berjuang dan mengeluh kepada ayahnya. ayahnya yang juga seorang koki membawanya ke dapur dan merebus kentang, telur dan biji kopi. setelah dua puluh menit, ia mematikan kompor tersebut dan ia menjelaskan kepada putrinya apa maksud semua itu. ia juga bertanya padanya “ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana caramu dalam menghadapinya? apakah kamu adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”
Muhammad Keefe Orva Oswada 7A 16 Halaman 01 – 46
alleika kaleela ramadhianty 7B 4 tukang rambutan yang lagi jualan, anak” mahasiswa dan anak sekolah sedang naik bis pasar. saat anak si ibu turun dia dan yang lainnya langsung berterima kasih kepada bapak rambutan karena mendukung mereka, dan mereka pun kembali naik bis dan pergi ( kaya demo mungkin ya, karena harga bensin jadi turun ), dan bapak rambutan terharu karena ada yang berterima kasih kepadanya
Ananda Dwivano Moeis 7B 6 Debu: Buku ini tentang seorang pria dan teman-temannya di stasiun untuk bepergian. Tapi mereka membuat kesalahan saat memasuki kereta yang mencurigakan.
Audrey Nabella Asyari 7B 10 kereta yang berhilang seperti debu
Danisha Alzena Shakila 7B 11 Menceritakan kisah horror di sekolah.
Kanaya wibowo sutanto 7B 14 fiksi
keisya fayola aurelia 7B 15 bolos
Le Schist Kenichi Abdurrachman 7B 17 Dahulu kala, di sebuah perkampungan, ada seorang petani yang memiliki istri yang cantik. Namun, karena terlalu sibuk memperhatikan kecantikannya, istri tersebut sakit dan meninggal. Petani pun pergi ke sebuah gunung, bertemu sebuak lelaki tua untuk menghidupkan kembali istrinya. Petani teringat omongan dewa di gunung khayangan itu. AKhirnya istrinya mengambil 3 tetes darahnya, namun seketika dia mati dan tidak berdaya, dan dia menjelma menjadi seekor nyamuk.
Mallika Anindya Mulyawan 7B 18 Seorang penjual rambutan yang melempari 10 ikat rambutan kepada mahasiswa yang sedang demo, mereka sangatlah senang sampai menyoraki seorang penjual rambutan itu, orang-orang belum pernah berterima kasih begitu jujurnya pada orang kecil seperti bapak penjual rambutan.
Muhammad Dimitri Imbarry 7B 20 Selalu melihat situasi, jangan asal menolong dan jangan tergantung kepada orang lain.
Naira Putri Alif 7B 21 Debu

Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami. Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi, sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama. Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan. Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta. Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,
“Halo teman-teman, maaf ya telat”
“Iya memang kamu Ratu Telat dari dulu!” tegur Rendi bercanda
“Yaudah, yuk, kita masuk gerbong!” ajakku.
Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun
tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Aku mengalihkan pandanganku menuju Ningsih, lengannya sedikit basah dan dingin, mungkin karena panik. Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku
kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Matanya menghitam terlihat
retak-retak seperti bekas luka bakar, aku berusaha untuk melepaskan lengan tersebut
namun tak berhasil. Aku tak berani untuk membuka mata dan merapatkan tubuhku
dengan Rendi. Lalu, suara derap langkah terdengar begitu cepat ke arah kami, begitu
memburu diikuti kabut lebat dan udara dingin yang memekik.
Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di
tengah rel kereta yang bergetar.

Tyara Myouri Siswantoro 7B 26 Seorang anak yang berusaha untuk membantu kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Kupu-kupu keluar dengan mudah tetapi memiliki tubuh gembung dan kecil, serta sayapnya masih berkerut. Hal itu membuat kupu-kupu terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya.
Chaska Rashadel Gumelar 7BIL2 2 Seorang penjual rambutan yang memberi 10 ikat rambutan kepada mahasiswa-mahasiswa menaiki truk karena mereka kehausan, mahasiswa-mahasiswa tersebut berterimakasih kepadanya dan menyoraki “Hidup pak rambutan!”
Eijaz Abhinav Ginanjar 7BIL2 4 Seseorang meninggal dan diangkut oleh beberapa mahasiswa di sebuah truk. Kemudian seorang tukang rambutan memberikan mereka 10 ikat rambutan. Lantas mereka bersorak kegirangan dan berterima kasih pada si tukang rambutan. Si tukang rambutan merasa terharu karena mereka berterima kasih dengan jujur kepada dia yang hanya seorang tukang rambutan. Kemudian, ia menceritakannya pada istrinya.
Jasmine Alisha Zachry 7BIL2 7 Bapak sangat menyukai pohon pisang tersebut, ia selalu membicarakan pisang tersebut. Di hari-hari berikutnya ia berkata untuk menengok pisang tersebut jika ada waktu. Aku pun melihat pisang tersebut. Buah tersebut tumbuh dengan sempurna. Beberapa hari berikutnya saat kami akan memanen pisang tersebut ternyata pisang tersebut sudah diambil oleh pencuri. Saya dan bapak sangat kecewa, namun kami sepakat untuk saling menyemangati dan menanam kembali pisang tersebut.
Keandra Vireo Wigoro 7BIL2 8 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah
dahan yang rendah.Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut. Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut.Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut.Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya.
Lakeysha Aurelia 7BIL2 12 Orang Yunani kuno pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu menbuktikan bentuk Bumi bulat dan tahu ukurannya denang pemgamatan sederhana terhadap Matahari. Namun pada masa kini, cukup menjatuhkan sesuatu yang tentu gravitasi menybabkannnya jatuh langsung ke pusat Bumi, setidaknya sampai menyentuh tanah.

Gravitasi adalah gaya yang disebabkan oleh hampir semua benda yang memiliki massa. Segala materi memiliki massa, dan karena itu segala sesuatu menyebabkan gravitasi.

Bumi dan semua planet bulat karena planet ketika terbentuk terdiri dari bahan cairan yang panas. Karena gravitasi selalu mengarah ke pusat massa, gravitasi menekan materi tersebut secara merata dari segala arah ke titik pusat dan membentuk bola. Bumi mendingin, menjadi padat, lalu membentuk bola bundar.

Muhamad Anugrah Dwi Jatmiko 7BIL2 14 Anak nya yang tidak mengerti perjuangan kupu kupu agar bisa bertemu dengan anak anaknya
Nafisa Nur Fathiyya 7BIL2 16 Ada sebuah pisang yang dibangga-banggakan satu keluarga besar, mereka sudah berharap agar nanti bisa mengambil buah pisang tersebut, namun ternyata, pisang itu dicuri, banyak orang yang memotong pohon buahnya karena kasihan terus diganggu, daripada diganggu, lebih baik sama sekali tidak dilakukan. Dari pada sakit hati, lebih baik semuanya tidak makan. Namun, keluarga ini saling berusaha mengemangati satu sama lain, mereka menanam lagi meski pada akhirnya pasti akan dicuri lagi, karena jika jika seseorang enggan membangun cuma karena takut rusak, bumi bisa berhenti berputar, mereka jadi tersemangati lewat tragedi ini.
PRATAMA ADITYA NUGRAHA WIXLI 7BIL2 19 Jadi ini itu kisah yang menceritakan tentang seorang tukang rambutan pada istri nya
Jadi Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan datam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka

Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
Memang sudah rezeki mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
“Hidup tukang rambutan!” Hidup tukang rambutani
Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saya
Hidup pak rambutan sorak mereka
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
“Hidup pak rambutan!” sorak mereka
Terima kasih, pak, terima kasih!
Bapak setuju karni, bukan?
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
Doakan perjuangan kami, pak,
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
“Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!”
Saya tersedu, bu. Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.

Sachilla Renata Noegraha 7BIL2 22 Dulu Laura adalah anak yang disenangi karena menjadi panutan. Tapi sekarang Laura suka bolos mengaji dan membuat geng berundal, bapaknya sudah tidak peduli sedangkan ibunya mencari cara supaya Laura mengaji
Shira Amalia Putri 7BIL2 23 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana. Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar melalui lubang kecil di ujung kempompongnya. Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa si kupu-kupu mungil terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman. Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.
Alea Putri Raditya 7C 2 Aku dan temanku berencana ber wisata ke bandung, kami mendapatkan kereta di pagi hari. Sengaja agar dapat lebih lama melihat tanah bandung. Ningsih datang, kami sadar bahwa ia datang di menit-menit akhir keberangkatan. “Halo teman-teman, maaf ya telat”. Kereta mulai berjalan, gerbong terasa sepi hanya ada seorang yang duduk di dekat toilet. Kami hanya menyantap makanan yang sudah ibunya Ningsih siapkan. Sebelum tidur aku ingin memakan ayam tepung terlebih dahulu. Saat aku baru saja ingin menyuapkan ayam tersebut, tiba-tiba kereta berhenti. Dan lampu-lampu pun mati perlahan. Saat sedang terkejut, aku melihat Ningsih. Tangannya terlihat sangat dingin, mungkin karena panik kali ya. Namun asap putih datang menutupi gerbong belakang, hingga jendela terlihat berembun. Tiba-tiba mata Ningsih berubah menjadi hitam, terlihat seperti bekas luka bakar. Kepalanya menengok ke arah ku. Aku hanya menutup mata saja, aku tak berani membuka mata. Suara langkah kaki terdengar menghampiri kami dengan cepat. Dan diikuti dengan udara dingin yang begitu memekik.
Sampai semuanya menghilang bagai debu, hanya kami seorang yang merunduk ketakutan di tengah rel yang bergetar.
Arsy Mutia Hasna 7C 4 Dahulu kala, di sebuah perkampungan ada seorang petani yang sederhana bersama istrinya yang sangat cantik. Mereka berdua tinggal di rumah yang sedehana dan hidup mereka pun bergantung kepada hasil tani. Si petani selalu bekerja keras setiap hari di ladang, akan tetapi si istri kerjanya hanya bersolek saja bahkan si istri tidak mempedulikan akan rumah tangganya.
Dalam hidup yang serba sederhana, rupanya sang istri tidak puas dengan keadaan hidup mereka. Dia merasa selayaknya suaminya itu berpenghasilan besar agar supaya ia bisa merawat kecantikannya. Karena si Petani sangat menyayangi istrinya ia pun bekerja lebih keras untuk memnuhi tuntutan si istri.
Athallah Devandra Rinaldy 7C 5 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana.
Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut.
Dia pun mengambil gunting lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.
Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya.
Aurick Adhi Perdana 7C 6 Tanah Warisan Leluhur
Sampai sekarang belum ddiketahui siapa pemilik tanah tersebut, namun cerita in diceritakan secara turun temurun.
Bryan Bubba Danendra 7C 8 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami.
Kudengar di sana sudah mulai ramai, dan perjalanan luar kota sudah lebih longgar.
Kami memutuskan untuk pergi dengan kereta, karena tidak ada satu pun dari kami
bertiga yang dapat membawa kendaraan.

Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi,
sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama.
Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan.
Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta.

Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar.
Stasiun yang biasanya ramai, terasa lebih dingin dari biasanya. Suara mikrofon dari
penunggu loket begitu menggema sampai rasanya seluruh penghuni stasiun akan
mendengar, itu pun kalau ada. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,

Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun
tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Kami menikmati bekal yang
disiapkan oleh Ibunya Ningsih, pas sekali sebelum tidur makan dulu. Baru ingin
menyuapkan potongan ayam tepung, kereta berhenti dengan kontan, tubuh kami
terantuk sandaran kursi di depan kami. Lampu-lampu kereta mati dengan perlahan,
refleks kami berpegangan tangan karena terkejut.

Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku
kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Matanya menghitam terlihat
retak-retak seperti bekas luka bakar, aku berusaha untuk melepaskan lengan tersebut
namun tak berhasil. Kepalanya menengok dengan kaku, terdengar bunyi tulang yang
patah di dalamnya. Aku tak berani untuk membuka mata dan merapatkan tubuhku
dengan Rendi. Lalu, suara derap langkah terdengar begitu cepat ke arah kami, begitu
memburu diikuti kabut lebat dan udara dingin yang memekik.

Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di
tengah rel kereta yang bergetar.

Fadlan Maheswara Nur 7C 12 Belajar Dari Sebuah Kepompong

Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana. Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut.

Dia pun mengambil gunting lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa. Namun, kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna.

Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.

Fariez Muhammad Abyan 7C 13 Belajar Dari Sebuah Kepompong

Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah, lalu dia mengmbil kepompong tersebut. Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut, lalu kupu-kupu tersebut berhenti mencoba. Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu dengan cara menggunting kepompong, ia berhasil keluar dengan mudah. Akan tetapi, kupu-kupu masih memiliki tubuh gembung dan kecil, sayap-saypnya juga nampak masih berkerut. Akhirnya kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya. Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.

Kaylee Putri Almira Soewargana 7C 15 menceritakan tentang mahasiswa-mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa pada pemerintah untuk menurunkan harga-harga. Dalam ballada ini diceritakan bahwa ada yang meninggal akibat aksi unjuk rasa tersebut. Dan seorang tukang rambutan yang melemparkan sepuluh ikat rambutannya kepada mereka, dia pun berkata pkepada istrinya bahwa itu adalah rejeki mereka, hingga mereka pun turun dan mengatkan ucapan terima kasihnya kepada tukang rambutan tersebut.
Keiko salsabila 7C 16 jasmine ingin dijodohkan dengan laki-laki lain padahal ia sudah memiliki pasangan.
Kirana Daniswara Rengganis Prasetyo 7C 17 gadis yang suka meminjam buku
Delisha Audia 7C 22 Tetapi yang disebut kami itu sebetulnya cukup diwakili oleh Bapak saya. Beliau pula yang merawat, mencintai dan memperlakukan kebun itu sebagai teman di hari tuanya, tak terkecuali pisang yang hilang itu. Pisang ini melulu yang ia bicarakan setiap saya berkunjung kepadanya. Ke sejumlah pekerjaan yang belum usai, ke rencana-rencana yang masih terbengkalai, ke target-target hidup yang memenuhi benak.

Maka persoalan pisang itu pasti menjadi tema yang menyebalkan jika yang berbicara bukan bapak saya. Di hari-hari berikutnya, pisang ini lagi yang menjadi tema wajib dialog kami. Toh jarak kebun itu hanya sekelebatan dari rumah, maka tak ada salahnya menengok buah yang menjadi isu terpanas dalam keluarga besar kami. Kini ganti sayalah yang bersemagat bicara tentang pisang ini.

Bapak adalah pihak yang pasti amat cermat soal ini. Tetapi mungkin karena saking telitinya menghitung, Bapak malah kalah cepat dengan pencuri yang ternyata juga memiliki hari baiknya sendiri. Pisang kebanggaan kami lenyap, dan yang tinggal hanya cacahan kotoran di sana-sini. Saya melihat Bapak yang terpukul dan amat kecewa.

Karena ada saja pagar-pagar yang lebih baik dibiarkan kosong, padahal ia bisa dirembeti oleh tanaman anggur, tetapi batal dilakukan cuma karena jika ia berbuah, kita khawatir kalah cepat dengan pencuri. Ada seorang yang memilih menebang pohon buahnya, karena tak tahan melihat betapa pohon ini tak pernah tenteram dari gangguan. Maka pisang yang hilang ini membuat kami malah menjadi semangat sekali.

Reidy arfa w 7C 23 pada suatu hari ada orang yang sedang kelaperan dan disitu ada seekor kucing menbawa makanan kucing itu oun mekiaha orang sedang kelaparan dan dia pun kasih ke orang itu orang itu pun mengambil makanan nya padahal makananan itu punya kucing orang itu pun bagi dua sama kucing dan selesai
Sakhi Putra Danendra 7C 24 Dahulu kala, di sebuah perkampungan ada seorang petani yang sederhana
bersama istrinya yang sangat cantik. Mereka berdua tinggal di rumah yang
sedehana dan hidup mereka pun bergantung kepada hasil tani. Si petani selalu
bekerja keras setiap hari di ladang, akan tetapi si istri kerjanya hanya bersolek
saja bahkan si istri tidak mempedulikan akan rumah tangganya.
Syakkar Faishal Mu’min 7C 25 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami.
Kudengar di sana sudah mulai ramai, dan perjalanan luar kota sudah lebih longgar.
Kami memutuskan untuk pergi dengan kereta, karena tidak ada satu pun dari kami
bertiga yang dapat membawa kendaraan.
Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi,
sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama.
Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan.
Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta.
Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar.
Stasiun yang biasanya ramai, terasa lebih dingin dari biasanya. Suara mikrofon dari
penunggu loket begitu menggema sampai rasanya seluruh penghuni stasiun akan
mendengar, itu pun kalau ada. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,
Adjeng Queenmayra Erwin 7D 3 Akhirnya setelah Bapak kecewa karena pisang yang akan dipanen sudah dicuri, Bapak justru malah menjadi lebih semangat, jadi akhirnya pencuri pisang yang memotivasi Bapak untuk semangat menanam pohon pisang lagi.
Atarisya Zafrina Viniarta 7D 6 cerita tentang anak yang sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu- kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang, Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu- kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.
Bedhaya Lingkar Hayuningrat Ind 7D 7 Pisang adalah isu oanas dalam keluarga besar itu, setiap hari bapak selalu menceritakan tentang si pisang ini, pada akhirnya saya menjadi kepo dan ingin melihatnya. Pisang itu adalah jenis yang saya sukai!. Saya mengajak anak-anak untuk melihat itu. Sampai hari penentuan pun tiba. Bapak adalah orang yang tepat untuk menghitung hal yang seperti ini! dia sangat mahir dalam melakukan perhitungan hari hari ang bagus/tepat. Saat kita menengok pisangnya untuk kita ambil dan pisangnya hilang diambil pencuri! kita menjadi sedih karena tidak bisa memakannya. Dan kita mulai menanamnya kembali.
Mahatma Kautsar Budiman 7D 15 Tadi siang ada yang meninggal. Banyak mahasiswa yang nganter. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin harganya turun. Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan datam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka. Saya lemparkan 10 ikat rambutan. meski cuma 10 rambutan tetaplah rezeki mereka. Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
“Hidup tukang rambutan!” Hidup tukang rambutan. saya terharu bu belum pernah saya di banggakan
Neysha Chintyana Fitri 7D 23 Tentang seorang anak kecil yang ingin membantu kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Anak kecil itu rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya.
Charissa Filzaiera Pradinamurti 7E 4 Bapa Ola dan istrinya menatap mereka dengan wajah yang sulit untuk dilukiskan, kesedihan dan air mata terlihat di wajah Mama Nika Dana. Puluhan petani mengelilingi sawah mereka sambil duduk tepekur dengan wajah kosong.
I Gede Mulia Dharma Pratama 7E 6 eorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana.
Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut. Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar melalui lubang kecil di ujung kempompongnya.
Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.
indyra sydney farouq 7E 7 Cinderella tinggal bersama ayahnya ayahnya adalah seorang pedagang yang kemudian menikah dengan wanita yang mempunyai dua orang anak, Cinderella yang kemudian hidup bersama dua saudara tirinya itu selalu di siksa hingga ia bertemu dengan ibu peri yang menolongnya hingga ia ketemu sang pangeran.
Keiyra Queensya Alza 7E 10 Pada suatu hari tertinggal gadis kecil yang sangat lucu yang kabur dari rumah penyihir
Ni Made Distya Alinskie PSP 7E 16 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami.
Kudengar di sana sudah mulai ramai, dan perjalanan luar kota sudah lebih longgar.
Kami memutuskan untuk pergi dengan kereta, karena tidak ada satu pun dari kami
bertiga yang dapat membawa kendaraan.
Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi,
sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama.
Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan.
Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta.
Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar.
Stasiun yang biasanya ramai, terasa lebih dingin dari biasanya. Suara mikrofon dari
penunggu loket begitu menggema sampai rasanya seluruh penghuni stasiun akan
mendengar, itu pun kalau ada. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,
“Halo teman-teman, maaf ya telat”

“Iya memang kamu Ratu Telat dari dulu!” tegur Rendi bercanda
“Yaudah, yuk, kita masuk gerbong!” ajakku.
Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun
tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Kami menikmati bekal yang
disiapkan oleh Ibunya Ningsih, pas sekali sebelum tidur makan dulu. Baru ingin
menyuapkan potongan ayam tepung, kereta berhenti dengan kontan, tubuh kami
terantuk sandaran kursi di depan kami. Lampu-lampu kereta mati dengan perlahan,
refleks kami berpegangan tangan karena terkejut.
Aku mengalihkan pandanganku menuju Ningsih, lengannya sedikit basah dan dingin,
mungkin karena panik. Namun, asap putih mulai menyeruak dari gerbong belakang,
jendela kereta mulai dipenuhi embun yang dingin, persis seperti es. Rendi sudah
menelungkupkan kepalanya di balik jaket yang kukenakan.
Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku
kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Matanya menghitam terlihat
retak-retak seperti bekas luka bakar, aku berusaha untuk melepaskan lengan tersebut
namun tak berhasil. Kepalanya menengok dengan kaku, terdengar bunyi tulang yang
patah di dalamnya. Aku tak berani untuk membuka mata dan merapatkan tubuhku
dengan Rendi. Lalu, suara derap langkah terdengar begitu cepat ke arah kami, begitu
memburu diikuti kabut lebat dan udara dingin yang memekik.
Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di
tengah rel kereta yang bergetar.

Vrisco Prasetyo 7E 24 Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di
tengah rel kereta yang bergetar.
Amadea Azarin Maharani 7F 1 Unique People in The World
Aneira Sophianashira 7F 2 Sejak kedua orang tua mereka meninggal,
Kukubanlah yang dipercaya menjadi kepala rumah
tangga. Sebagai anak sulung, Kukuban harus
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup adikadiknya.
Athahayyun Aswandi 7F 3 Semut adalah hewan sosial seperti manusia
athalla callula anafist 7F 4
Aurelia Tiara Aviza 7F 5 Saat Selena pulang ke rumahnya ia melihat kilatan berwarna kuning dan merah yang membunuh kedua orang tuanya, sejak saat itu Selena tinggal bersama polisi bernama Joe yang juga menangani kasus kematian kedua orang tua Selena, seiring berjalannya waktu Selena mulai mencari siapa sebenarnya pembunuh kedua orang tuanya itu.
Bagus Putra Pratama 7F 6 Cerita seram di kereta
Barrghany Zulfikar Indrarta 7F 7 Tidak boleh bolos
Cyra Naraya 7F 9 Tini sangat senang bermain bersama sepupunya dirumah bibi sambil meminum tej
Elvaretta Ragil Sesarina 7F 10
Gadis Rahmani Aksan 7F 11 Nama Na Hwajin sudah terkenal di banyak sekolah. Karena ia merupakan anggota dari Badan Hak Pendidik yang memberikan pendidikan yang sebenarnya kepada sekolah-sekolah busuk. Contohnya seperti sekolah yang berisi anak-anak bandel yang suka melakukan bullying, mengacuhkan aturan sekolah dan lainnya.
Ghaffar Sandhya Rushendra 7F 12 Seekor kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya terlalu cepat sehingga kupu-kupu itu tidak berkembang dan tidak bisa terbang
Gufira Adli Rakhsha 7F 13 Belajar Dari Sebuah Kepompong
Jessica Nata 7F 15

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Keisya Thania Ramadhanty 7F 16 Kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya
sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya untuk memperoleh kebebasan dan keindahan.
Muhammad Terry Chelsea 7F 17 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah
dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil
disana.
Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-
kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut.
Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha
semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar melalui lubang kecil di ujung
kempompongnya.
Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu
si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu mulai
membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan
terbang dengan leluasa.
Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia
masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut.
Anak itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap
kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa si kupu-kupu mungil
terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman.
Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-
kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya
dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang
dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya.
Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya
sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui
akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya
sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.
muhammadalifqynasrulloh 7F 18 bolos
Naddif Arrasyid Widyatama 7F 19 Belajar dari sebuah kepompong
Pada ssuatu hari ada sebuah anak yang melihat sebuah kepompomg di daun yang ada lubang kecil. Anak mengira kupu kupu kesulitan mengeluarkan diri sehingga memperbesar lubang dan kupu kupu keluar tapi sayap nya belum sempurna. Anak baru tahu kalau kepompong tadi itu urusan kupu kupu untuk menyempurnakan sayap.
Nashira Aizzani Aliy Alamsyah 7F 20 Percy Jackson, seorang anak dari Akademi Yancy berumur 12 tahun yang bermasalah. Ia selalu ditimpa masalah, nilai selalu jelek. Tidak hanya masalah, kejadian aneh selalu menimpanya juga. Tetapi, ada 2 orang yang masih menganggapnya baik, sahabatnya Grover dan salah satu gurunya, Mr. Brunner. Suatu ketika, saat ia sedang menjalankan karyawisata sekolahnya, masalah dan kejadian aneh menimpanya lagi. Terdapat 1 guru, Mrs. Dodds, guru Pra-Aljabar. Dia hanya menyayangi Nancy, murid paling menjengkelkan yang suka membully Percy dan Grover, dan memandang Percy sebagai anak setan. Di dekat tepi air mancur, Percy dan Grover hanya menikmati waktunya, dan tiba-tiba Nancy menggangu mereka dan membuat seolah-olah dia telah didorong oleh Percy ke air mancur itu. Mrs. Dodds tentu saja marah dan langsung hukum Percy. Setelah beberapa saat, Mr. Dodds memberikan isyarat untuk Percy untuk segera menyusulnya. Di suatu ruangan, Mr. Dodds tidak bisa menahan amarahnya lagi dan langsung mencekam Percy. Tiba-tiba, Mr. Brunner datang dengan kursi rodanya dan memberikan Percy sebuah pena yang ternyata Pedang miliknya. Tidak ada pilihan lain, Percy langsung mengayunkan pedangnya dan memusnahkan Mrs. Dodds. Sekarang ia sendirian, Mr. Brunner pun tidak ada. Dia ketakutan dan langsung pergi ke tepi air mancur tadi. Ada kejadian aneh lagi, Nancy berkata semoga Mrs. Kerr menghajar Percy tadi. Percy bingung, siapa Mrs. Kerr. Ia bertanya kepada Grover tetapi ia tidak mau menjawab. Percy mengira mereka sedang bercanda. Lalu, ia langsung menghampiri Mr. Brunner untuk mengembalikan penanya dan bertanya, dimana Mrs. Dodds. Mr. Brunner langsung mengatakan bahwa tidak ada guru bernama Mrs. Dodds di Akademi Yancy.
Nayda Nissalia 7F 21 Seorang anak kecil yang mengamati kepompomg yang akan menjadi kupu kupu,lalu ia membantu nya akan tetapi itu hanya membuat kupu kupu tersebut tidak bisa berusaha sendiri dan membuat sayap kupu kupu tetap mengkerut dengam tubuh kembung.
Raima Hadaina Husna 7F 23 Kilau petir menyambar terang, aku mengangkat kepala, menatap ke depan. Cermin itu hanya memantulkan bayanganku sekarang, kosong. Sosok tinggi kurus itu telah pergi.
Shayna Zahira 7F 25 Ikan Untuk Bapak

Seorang nelayan yang hidupnya kini serba kekurangan karena sulitnya mendapatkan ikan. Bapak tak pernah lelah berusaha mencari ikan di lautan. Pergi malam hari dan pulang ketika matahari sudah tinggi. Namun tetap saja tak banyak ikan yang didapat, sehingga akhirnya Bapak harus berhutang ke tauke dan Wak Ris. Namun kini Bapak tak dapat lagi meminjam uang sebelum hutang-hutangnya yang dulu dilunasi. Sementara adik sudah meminta SPP nya dilunasi karena tak bisa ikut ujian semester. Bapak semakin bingung ketika ia mendapatkan ikan terubuk pagi itu, dan ketika Bapak ditanyai oleh petugas bahwa ikan terubuk dilindungi. Apa yang akan terjadi pada anak dan istriku?

Angela Aurelie 8A 3 Dahulu kala, di sebuah perkampungan ada seorang petani yang sederhana
bersama istrinya yang sangat cantik. Mereka berdua tinggal di rumah yang
sedehana dan hidup mereka pun bergantung kepada hasil tani. Si petani selalu
bekerja keras setiap hari di ladang, akan tetapi si istri kerjanya hanya bersolek
saja bahkan si istri tidak mempedulikan akan rumah tangganya.
Dalam hidup yang serba sederhana, rupanya sang istri tidak puas dengan
keadaan hidup mereka. Dia merasa selayaknya suaminya itu berpenghasilan
besar agar supaya ia bisa merawat kecantikannya. Karena si Petani sangat
menyayangi istrinya ia pun bekerja lebih keras untuk memnuhi tuntutan si
istri. Akan tetapi sekeras apapun ia bekerja, tetap saja si petani itu tidak bisa
memenuhi kebutuhan istrinya, karena selain istrinya suka minta dibelikan
obat-obat kecantikan yang harganya mahal, Si istri juga suka minta dibelikan
pakaian yang bagus – bagus yang berharga mahal juga.
Si istri petani pun akhirnya jatuh sakit karena dia hanya sibuk mengurusi
penampilan dan kecantikannya saja, dan tidak memperhatikan kesehatannya.
hari demi hari si istri sakitnya makin parah saja dan pada akhirnya si istri
petani itu meningal dunia. Terlihat si suami sangat begitu sedih, sepanjang
hari ia terus saja menangisi istrinya yang kini sudah terbujur kaku tanpa daya.
Karena ia sangat menyayanginya, si petani pun tidak mau menguburkan
tubuh istri yang sangat dicintainya itu. Dan dia pun berpikir dan berniat untuk
menghidupkan nya kembali.
Pada Esok harinya si petani malang itu menjual semua miliknya untuk
membeli sebuah sampan. Untuk digunakan menyusuri sungai menuju tempat
yang diyakininya sebagai tempat persemayaman para dewa-dewa. “Pasti para
dewa mau menghidupkan kembali istriku”, begitu yang ada dipikiran nya.
Walaupun dia tidak begitu tahu persis di mana tempat persemayaman para
dewa itu, petani itu terus saja mengayuh sampannya sampai akhirnya sampan
itu pun tersangkut karena kabut tebal yang menghalangi pandangannya.
Ketika kabut menguap, terlihat samar di hadapannya berdiri sebuah gunung
yang sangat tinggi, yang puncak gunung itu sampai menembus awan. Dia
berpikir di sinilah tempat tinggal para dewa dewa. Dan dia pun lalu mendaki
gunung yang sangat tinggi itu dengan membawa jasad istrinya.
Di dalam perjalanannya si petani itu bertemu dengan seorang lelaki tua.

“Kau pasti dewa penghuni khayangan ini,” seru si petani kepada si lelaki tua
itu.
Dan Dia pun menjelaskan panjang lebar tentang maksud kedatangannya
ketempat itu.
Lelaki tua menjawab sambil tersenyum, ” sungguh, kau adalah suami yang
baik sekali. Akan tetapi, apa gunanya jika meng hidupkan kembali istrimu?”
tanya lelaki tua itu.
“Dia sangat berarti bagiku, dan dia lah yang membuat aku bersemangat. Maka
tolong hidupkan lah istriku kembali,” jawab sipetani dengan penuh harap.
Lalu lelaki tua itu menganggukan kepalanya dan berkata, “Baiklah kalu itu
kemauanmu, akan aku turuti permintaan mu itu. Sebagaimana sebagai
balasan atas kerjakerasmu selama ini, aku akan memberimu rahasia
bagaimana caranya menghidupkan kembali istrimu. Sekarang kau tusuk
ujung jarimu, lalu kau teteskan 3 tetes darahmu ke mulutnya. Dan niscaya
istrimu akan hidup kembali, dan jika istrimu macam-macam, kau ingatkan dia
bahwa dia hidup dari tiga tetes darahmu.”
Dan si petani pun langsung dengan segera melaksanakan pesan dari lelaki tua
tadi. Dan ajaib, istrinya benar – benar hidup kembali. Dan tanpa berpikir
panjang, si petani pun membawa pulang istrinya. Tapi sang istri tahu, bahwa
selain sampan yang dinaiki mereka berdua, kini si suaminya pun tidak punya
apa-apa lagi karena semuanya sudah ia jual. Lalu bagaimana dan dengan apa
suaminya bisa memenuhi untuk merawat kecantikannya.
Setelah lama perjalanan menyusuri sungai, lalu sampailah si petani dan
istrinya itu disebuah pelabuhan yang begitu ramai. Si petani pun turun dari
sampannya dan pergi ke pasar untuk membeli bekal perjalanan mereka.
Kebetulan di sebelah sampan mereka bersandar sebuah perahu yang sangat
indah milik saudagar kaya yang sedang bersinggah juga di tempat itu. Si
saudagar pun melihat kecantikan si istri si petani itu, si saudagar pun jatuh
cinta dan membujuk perempuan cantik itu agar ikut bersamanya.
“Seandainya kalau kau mau ikut bersamaku, aku berjanji apa pun yang kau
minta akan aku berikan,” kata sang saudagar.
Dan si istri petani itu tergoda, akhirnya Dia pun pergi ikut dengan sang
saudagar kaya itu. Sepulangnya dari pasar si petani terkejut bukan main,

karena istrinya tidak ada di sampannya. Dia pun mencari istrinya kesana
kemari, akan tetapi sia-sia.
Singkat cerita, Setahun sudah berlalu. Si petani pun akhirnya bertemu dengan
istrinya. Akan tetapi istrinya menolak untuk kembali kepadanya. Si petani pun
lalu teringat kepada dewa di gunung khayangan itu. Si petani pun berkata
kepada istrinya, “Sungguh, sungguh kau tidak tahu berterima kasih. Asal kau
tahu, bahwa kau bisa hidup kembali karena kau minum tiga tetes darahku.”
Istrinya pun tertawa mengejek, “Jadi, aku harus mengembalikan tiga tetes
darah mu? baiklah….” Sang istri pun menusuk salah satu ujung jarinya dengan
maksud memberi tiga tetes darahnya kepada suaminya. Namun, begitu tetes
darah ketiga menitik dari jarinya, tiba-tiba wajahnya menjadi pucat, dan
tubuhnya pun menjadi lemas, dan hingga akhirnya jatuh mati tak berdaya.
Setelah si istri mati, dia pun menjelma menjadi seekor nyamuk. Nah sejak
itu, di setiap malam nyamuk jelmaan wanita cantik itu berusaha menghisap
darah manusia, dengan harapan agar dia bisa kembali ke wujudnya semula.

falisya azalea santika 8A 10 menceritakan tentang seorang anak yang melihat sebuah kepongpong yang sedang berusaha keluar. anak tersebut akhirnya memotong badang kepongpong dengan niat ingin membantu. kupu kupu itu keluar dari badan kepongpong. namun, badannya masih sangat kecil dan gembung. kupu kupu itu kesusahan untuk berjalan dan tidak bisa terbang karena sayapnya masih keriput. ternyata si anak tidak tahu bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu mask ke dalam sayap-sayapnya
sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.
Magnalli N.A 8A 22 Laura adalah anak perempuan yang sering bolos mengaji, terkadang dis pura-pura sakit sampai sembunyi dibawah kasur
Adrienna Tiara Putri 8B 2 Kesimpulan puisi “Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya” oleh Taufik Ismail 1966 :

Di dalam puisi ini digambarkan perjuangan para mahasiswa yang mengobarkan semangatnya demi memperjuangkan hak-hak rakyat. Selain itu juga pada puisi ini menggambar kebaikan hati seorang pedagang rambutan yang dengan keikhlasannya memberikan sebagian rambutannya jualannya kepada para mahasiswa yang sedang berjuang memperjuangkan hak-hak rakyat.

Alkahfi Malik Riady 8B 3 Debu
Alyssandra Aneeqa 8B 4 Maskumambang
I Made Arya Wijana 8B 9 Seorang anak bertanya kepada ayahnya mengapa hidupnya sengsara. Lalu sang ayah memberi tahu beberapa cara dalam menghadapi masalah dengan perumpamaan telur, biji kopi, dan kentang. Lalu sang ayah menjelaskan bagaimana cara mereka menghadapi masalah yaitu saat direbus. Sang ayah bertanya, bagaimana kamu mau menanggapi masalah, seperti kentang, telur, atau biji kopi?
Ida I Dewa Gede Ray Adhyatma Kancana 8B 11 Seorang bapak tua yang berhobi berkebun, sangat menyayangi kebun pisang miliknya. Setiap waktu ia selalu merawat pohon-pohon pisang itu dengan sangat baik. Hampir setiap ucapan yang diucapkan bapak tersebut berhubungan dengan pokok pisang kesayanganya. Tak heran apabila anak istrinya selalu disuruh menengok pohon pisang itu setiap kalinya. Namun suatu hari, ada seorang pencuri yang telah menebang habis pohon-pohon pisang itu. Bapak pun menjadi sangat kecewa. Bapak tak menyangka pohon pisang yang tak pernah terganggu itu telah dicuri. Namun bapak pun mengungkapkan: “Buat apa enggan makan kalau nanti lapar lagi. Buat apa ogah mandi jika nantinya akan kotor lagi.” Maka dari itulah pohon pisang yang hilng menjadi penyemangat bapak dan anaknya untuk menanam lagi meskipun nantinya akan dicuri lagi.
jasmine tabina mecca 8B 12 Ikan untuk bapak
Leandra Aisha Budiman 8B 17 Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya

Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya, sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula, mereka kehausan datam panas bukan main, terbakar muka di atas truk terbuka.

Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, mereka kegirangan dan berebutan seperti anak-anak kecil, “Hidup tukang rambutan!” mereka menyoraki dan akhirnya mengejar sekaligus menyalami saya. Mereka dengan serentak berterimakasih.

“Bapak setuju karni, bukan?”, saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara, “Doakan perjuangan kami, pak,” Mereka naik truk kembali, masih meneriakkan terima kasih mereka.

Saya tersedu, bu. Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.

Mochamad Mirza Ghulam Firdaus 8B 18 Saya dan Bapak saya pasti juga tidak terlepas dari kekecewaan semacam ini. Cuma kami
berdua sepakat untuk saling menyemangati, ayo tanam lagi, meskipun akhirnya cuma untuk
dicuri lagi. Karena jika jika seseorang enggan membangun cuma karena takut rusak, enggan
mandi cuma karena takut kotor lagi, ogah makan cuma karena pasti lapar lagi, bumi bisa
berhenti berputar dan kehidupan akan macet. Maka pisang yang hilang ini membuat kami
malah menjadi semangat sekali. Belum pernah terjadi dalam hidup kami, pencuri malah
menyemangati kami seperti ini!
Mohamad Tristan Zihni 8B 19 menceritakan seorang tukang rambutan yang sedang berada di keadaan demo , dan melemparkan 10 ikat rambutan sebagai tanda terima kasih kepada mahasiswa yang sedang membela, mahasiswa pun berebut mengambil rambutan tersebut dan tidak lupa untuk berterimakasih satu per satu mahasiswa berlarian mengejar tukang rambutan untuk berterimakasih dan menyoraki nya “hidup tukang rambutan” setelah berterimakasih mereka menaiki truk dan masih menyoraki nya ” hidup tukang rambutan” hidup rakyat” setelah itu pun tukang rambutan tersedu karena baru ini ada orang yang berterimakasih dengan tulus kepadanya.
Muhammad Rafly 8B 21 Tentang debu
Tivanny Agnesya Martana 8B 28 Bolos
Aksa Rachman 8BIL1 3 Ayah dari penulis memiliki sebuah ladang yang besar. Di ladang tersebut, ada pohon pisang mereka cintai. Mereka selalu menghitung hari sampai pohon tersebut bisa menumbuhkan pisang. Saat sudah waktunya, ternyata pisang tersebut sudah dicuri oleh orang yang tidak dikenal. Mereka berdua pun sangat kecewa. Tetapi, setelah beberapa waktu, mereka pun kembali semangat untuk menanam pohon pisang yang baru. Baru pertama kali ada pencuri yang bisa menyemangatinya seperti ini sebelumnya.
Cahaya Dewi Fortuna 8BIL1 8 Semua hal bersifat netral hanya pikiran kita yg menentukan apakah hal itu bersifat positif atau negatif
Haura Andani Aiva 8BIL1 11 Aku, Rendi dan Nigsih berencana untu pergi berwisata ke Bandung. Kita memilih jadwal Kereta paling Pagi, yaitu pukul dua tiga puluh pagi. Aku dan Rendi sampai, kemudian disusul Nigsih yang telat. Stasiun sangatlah sepi dan dingin. Kemudia kita memasuki gerbong yang lebih sepi dibandingkan stasiun. Setelah makan, Aku berencana untuk tidur, tetapi kemudia kereta berhenti secara konstan, lampu kereta mati. Kami berpegangan tangan. Aku memegang tangan Ningsih yang dingin basah, genggaman semakin dingin seperti es dan asap putih mulai masuk. Lengan Ningsih nyari seperti membeku, kemudia aku menengok ke arahnya dan melihat mata yang hitam penuh dengan goresan-goresan bekas luka bakar. Kepalanya menengok dengan kaku, hingga terdengar bunyi “kretek” dari leher. Terdengan juga suara derap langkah kaki. Kemudian semuanya menghilang seperti debu, kita bertiga hanya ketakutan di atas rel kereta yang bergetar.
Jinan Fauzeya Rayandhi 8BIL1 12 Jadi terdapat sebuah anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Dia mengambil kepompong itu dan tampak lubang kecil disitu. Anak tersebut mengamati lubang kecil tersebut karena dia melihat seekor kupu-kupu yang berusaha keras untuk keluar membebaskan dirinya. Karena anak itu merasa iba saat melihatnya akhirnya dia menggunting dan membuka badan kepompongnya agar kupu-kupu tersebut bisa keluar. Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu- kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidup dengan tidak dapat terbang. Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya.
Kenza Ardraputra Rezyarifin 8BIL1 14 Hikayat penciptaan bintang
Dulu bumi dipenuhi dengan peri karena manusia masih sedikit, tapi diantara peri tersebut terdapat satu peri yang kerjanya hanya nangis terus. Di malam hari tangisannya terdengar ke seluruh hutan mengganggu hewan hewan yang tidur, di siang hari ia melamun. Karena penghuni hutan sudah muak terganggu dengan suara tangisan, angin datang dan bertanya ke peri tersebut, ternyata ia menangis karena peri lain telah meninggalkannya disebabkan oleh wajahnya yang jelek.
Setelah itu angin dan peri pergi ke telaga untuk melihat bulan, sang peri ingin mempunyai kecantikan bulan sehingga ia berusaha pergi ke bulan tapi karena jaraknya yang sangat jauh ia gagal, angin mengatakan bahwa tidak ada satu mahklukpun yang bisa pergi ke bulan. Karena itu si peri menjadi muram lagi sampai ia pingsan. Saat ia siuman peri tersebut terkejut karena bulan turun menemuinya, Sang bulan sudah tahu bahwa peri tersebut ingin menjadi cantik, tapi ia menasehati dengan mengatakan bahwa kecantikan jasmani itu justru menjadi salah satu penyebab perselisihan, kesombongan, tipuan, kedengkian. Bulan menasehati lagi bahwa cantik yang sebenarnya itu jika kamu bermanfaat bagi mahkluk di sekeliling kamu. Bulan membawa peri ke langit.
Bulan ternyata mengubahnya menjadi bintang di tengah tata surya, bintang pertama yang lahir dalam sejarah tata surya. Peri bahagia karena ia menjadi cantik tapi Bulan menyuruh agar sang peri menjadi bermanfaat, sehingga ia meminta untuk memandu makhluk makhluk di bumi dengan sinarnya jika mereka tersesat atau butuh arah. Tapi pada suatu hari peri melihat rombongan temannya yang mengucilkan ia kelelahan padang pasir. Peri tetap menunjukan arah dengan berkedip kedip ke tenggara, mereka terkejut dengan bintang di langit dan setelah mengikuti arahannya mereka menemukan taman bunga yang sangat luas dan bersorak karena sudah menemukan rumah baru. Mereka terkagum dengan bintang cantik itu tapi diantara mereka tidak ada yang tahu kalau itu sebenarnya peri yang mereka selalu kucilkan, yang tahu rahasia itu hanyalah angin dan Bulan.
Rakea Syahma Fitri 8BIL1 19 Hari ini aku membaca sebuah buku yang berjudul housemate, yang menceritakan kisah seorang gadis yang pindah ke sebuah kosan yang memiliki sebuah masa lalu yang kelam.
Alanna Fitria Kirana 8BIL2 1 Tentang bolos
Arga Bramantyo Anggoro 8BIL2 6
Athaya Fawnia Epafroditus 8BIL2 7 Seorang anak menemukan sebuah kepompong yang memiliki lubang kecil. Ia melihat bahwa ada sebuah kupu-kupu yang sedang mencoba keluar dari kepompongnya. Ia pun berinisiatif untuk membantu kupu-kupu tersebut. Ia menggunting kepompongnya dan membiarkan kupu-kupunya keluar. Saat diamati, sayap kupu-kupu tersebut tidak terbuka. Anak kecil itu tidak tahu bahwa lubang kecil yang berada di kepompongnya akan membantu kupu-kupu tersebut dapat membuka sayapnya
Charissa Chelsky Candradewa 8BIL2 10 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata ke Bandung. Kami memutuskan untuk pergi dengan kereta, karena tidak ada satu pun dari kami bertiga yang dapat membawa kendaraan. Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi, sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama. Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan. Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta. Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar. Stasiun yang biasanya ramai, terasa lebih dingin dari biasanya. Suara mikrofon dari penunggu loket begitu menggema sampai rasanya seluruh penghuni stasiun akan mendengar, itu pun kalau ada. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,
“Yaudah, yuk, kita masuk gerbong!” ajakku.
Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun
tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Kami menikmati bekal yang
disiapkan oleh Ibunya Ningsih, pas sekali sebelum tidur makan dulu. Baru ingin
menyuapkan potongan ayam tepung, kereta berhenti dengan kontan, tubuh kami
terantuk sandaran kursi di depan kami. Lampu-lampu kereta mati dengan perlahan,
refleks kami berpegangan tangan karena terkejut.
Aku mengalihkan pandanganku menuju Ningsih, lengannya sedikit basah dan dingin,
mungkin karena panik. Namun, asap putih mulai menyeruak dari gerbong belakang,
jendela kereta mulai dipenuhi embun yang dingin, persis seperti es. Rendi sudah
menelungkupkan kepalanya di balik jaket yang kukenakan.
Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku
kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Matanya menghitam terlihat
retak-retak seperti bekas luka bakar, aku berusaha untuk melepaskan lengan tersebut
namun tak berhasil. Kepalanya menengok dengan kaku, terdengar bunyi tulang yang
patah di dalamnya. Aku tak berani untuk membuka mata dan merapatkan tubuhku
dengan Rendi. Lalu, suara derap langkah terdengar begitu cepat ke arah kami, begitu
memburu diikuti kabut lebat dan udara dingin yang memekik.
Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di
tengah rel kereta yang bergetar.
Freya Lubna Kamilia 8BIL2 11 kentang, telur, dan biji kopi
Halzahra Arkenzie Malik 8BIL2 12 Tentang seorang ibu yang berusaha mendidik pendidikan agama terhadap anaknya yang suka bolos
Jivara Faiza Ridwansyah 8BIL2 13 “Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!”
Saya tersedu, bu. Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.
Kayla Purawinata Putri K 8BIL2 14 kesi
Keira Athalia Callista 8BIL2 15 Hiduplah seorang pemuda yang sangat bersemangat setiap hari nya sampai di satu ketika , ia menemukan cinta di hidupnya
Keisha Esteria Hasian Sitinjak 8BIL2 16 Pisang kebanggaan keluarga lenyap
Nadia Salsabilla 8BIL2 18 Pada suatu hari Bibi Dete membawa keponakannya, Heidi, untuk tinggal bersama kakek gadis muda itu, seorang gembala kambing yang tinggal sendirian di Pegunungan Alpen Swiss. Dete yang telah mengasuh Heidi sejak dia menjadi yatim piatu sejak bayi, memiliki pekerjaan baru dan tidak bisa lagi mengasuh anaknya. Namun, penduduk desa mengungkapkan keprihatinan tentang Heidi yang tinggal bersama kakeknya. Dia adalah orang tua yang getir yang menjadi tertutup dan telah menolak agama. Namun demikian, Heidi ditinggalkan bersamanya, dan pasangan aneh itu — setelah beberapa keengganan awal dari pihak kakek — bahagia bersama. Jauh dari penindasan bibinya, semangat gadis kecil itu membumbung tinggi, dan kebaikan serta keyakinannya melembutkan hati lelaki tua itu. Dia dengan cepat menyukai kehidupan di gunung dan berteman dengan Peter si gembala kambing dan neneknya yang buta, antara lain.

Namun, tiga tahun setelah meninggalkan Heidi, Bibi Dete muncul kembali, setelah menemukan keponakannya bekerja di Frankfurtsebagai pendamping gadis berkursi roda, Clara Sesemann. Dete yakin perubahan itu akan baik untuk Heidi, terutama karena Kakek menolak mengirimnya ke sekolah atau gereja. Heidi dengan enggan pergi, dan kepergiannya sangat mengecewakan Kakek dan nenek Peter. Begitu sampai di rumah Sesemann, Heidi belajar mencintai Clara, dan dia menjadi dekat dengan nenek Clara, yang mengajarinya tentang Tuhan. Namun, para pelayan — terutama Miss Rottenmeier yang berhati dingin dan keras — membuat Heidi tidak bahagia, dan dia sangat merindukan pegunungan. Penampakan hantu diturunkan menjadi Heidi, yang kerinduannya telah menyebabkan dia tidur sambil berjalan. Seorang dokter yang baik hati turun tangan, dan Heidi kembali ke gunung untuk disambut dengan gembira. Atas dorongannya, Kakek berdoa, dan keduanya kemudian menghadiri gereja. Kepulangannya ke masyarakat selesai ketika dia berjanji untuk tinggal bersama Heidi di desa selama musim dingin. Clara kemudian berkunjung, dan Peter yang cemburu menyebabkan kursi rodanya patah. Namun, dengan bantuan Heidi dan Peter, Clara mulai berjalan. Tuan Sesemann yang tergetar berjanji pada Kakek bahwa dia akan menjaga Heidi ketika lelaki tua itu meninggal.

Regan Shaquille Ammarsany 8BIL2 20 Belajar dari sebuah kempompong

Suatu hari saat anak bermain dia melihat sebuah kupu-kupu keluar kepompong yang tidak bisa, anak itu membantu dan kupu-kupu itu terbang tapi terlihat lemah dan akhirnya tidak bisa terbang selamanya, Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya
sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.

Siti Aisha Humaira Alamsyah 8BIL2 22 Penelusuran Benang Merah merupakan buku pertama dalam seri Sherlock Holmes dan mengisahkan perkenalan dr. Watson dengan sang detektif. Sang dokter yang ketika itu belum mengetahui profesi Holmes, pada awalnya dibuat bingung dengan keeksentrikan pria itu serta kemampuannya yang unik. Holmes sangat pandai dalam ilmu deduksi dan mampu menebak keadaan seseorang hanya dalam sekali pandang. Para tamu yang mengunjungi rumah sewaan mereka di Baker Street pun berasal dari berbagai kelas sosial, mulai dari bangsawan sampai portir. Holmes juga mahir bermain biola, tetapi lebih sering menggeseknya sembarang. Dia bisa tampak sangat bersemangat, namun di lain waktu tampak merenung dengan tatapan kosong seperti orang kecanduan narkotika. Dr. Watson baru memahami teman barunya itu ketika ia mengetahui profesi Holmes dan mendapat kesempatan untuk menyaksikan sang detektif bekerja, menelusuri benang merah rangkaian pembunuhan yang terjadi di jantung kota London.
Syesha Safira Sudradjat 8BIL2 24 Hikayat Pengembara yang Lapar
Terdapat 3 orang sahabat, Buyung, Kendi, dan Awang. Mereka bertiga mengembara, dan tidak lupa membawa bekal makanan. Ketika di hutan lebat, perbekalan mereka habis. Mereka beristirahat di bawah pohon ara yang rindang. Buyung dan Kendi mengatakan bahwa porsi makanan pun bisa mereka habiskan jika kondisi perutnya seperti ini. Namun, Awang mengatakan bahwa nasi dan lauk dalam porsi biasa pun sudah cukup. Omongan mereka didengar oleh pohon ara. Pohon ara pun menjatuhkan 3 helai daun yang masing-masing berubah menjadi makanan. Buyung dan Kendi tidak sanggup menghabiskannya, hingga makanan-makanannya marah dan menyerang mereka. Awang merasa dia berada dalam alam mimpi. Ketika ia sadar, ia mendapati teman-temannya sudah meninggal.
Brian Rafi Satria 8C 3 Seorang Tukang Rambutan Pada Istrinya

Kisah seorang tukang rambutan yang tengah berjualan di tengah kerumunan demonstrasi. Hingga memakan korban meninggal. Mahasiswa dan anak-anak sekolah yang menyerukan suara rakyat atas naiknya harga bensin dan harga kebutuhan pokok. Si tukang rambutan melemparkan rambutannya beberapa ikat ke atas truk yang dipenuhi oleh pendemo tersebut. Mereka kegirangan dan berterima kasih pada si tukang rambutan. Berulang-ulang mereka berterima kasih kepada Bapak penjual rambutan. Bahkan dipanggul dan diarak-arak beberapa saat. Bapak penjual rambutan bercerita pada istrinya di rumah. Benar-benar sebuah rasa terima kasih yang tulus bagi Bapak penjual rambutan.

Denarya Rafif Rochalib 8C 7 Pada suatu hari, terdapat seorang gadis yang mengeluh bahwa hidupnya sengsara dan tidak tahu bagaimana ia akan berhasil di hidup. Ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur dan memasak 3 panci yang berisi kentang di pertama, telur di yang kedua, dan biji kopi di panci ketiga setelah mendidih, ia pun duduk sambil menunggu ketiganya matang. Setelah 20 menit, ia menyajikan ketiganya ke dalam piring dan gelas. Ia pun bertanya kepada putrinya apa yang ia lihat, putrinya pun menjawab bahwa terdapat kentang, telur, dan kopi. Ayahnya pun menyuruh putrinya untuk mencicipi makanan tersebut satu-satu. Masing-masing makanan tersebut menghadapi kesulitan yang sama, air mendidih, namun memiliki reaksi yang berbeda. Kentang yang tadinya keras menjadi lemah dan lembut, telur yang cair terus menjadi padat, dan biji kopi mengubah airnya berubah menjadi sesuatu yang baru.
Ayahnya pun bertanya, “Apakah kau termasuk kentang, telur, atau biji kopi?”
“Ketika kesulitan mendatangimu bagaimana caramu dalam menghadapinya? Apa kau sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”
Feyla maharani putri 8C 9 Kentang, telur, dan biji kopi
Ada seorang anak perempuan yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya sengsara dan bahwa dia tidak tahu bagaimana dia akan berhasil. Dia lelah berjuang dan berjuang sepanjang waktu. Ayahnya merupakan seorang koki, ia membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air. Setelah tiga panci tersebut mulai mendidih, ia memasukkan beberapa kentang ke dalam sebuah panci, beberapa telur di panci kedua, dan beberapa biji kopi di panci ketiga. Putrinya mengeluh dan tidak sabar menunggu, bertanya-tanya apa yang telah ayahnya lakukan. Setelah 20 menit, ia mematikan kompor tersebut dan ia mengambil kentang, mengangkat telur, dan menyendok kopi. Ia meminta putrinya untuk melihat dan menyentuh kentang, telur, dan kopi tadi.

Kemudian sang ayah menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi masing-masing
telah menghadapi kesulitan yang sama, yaitu air mendidih. Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Kentang itu kuat dan keras. Namun ketika dimasukkan ke dalam air mendidih, kentang tersebut menjadi lunak dan lemah. Telur yang rapuh. Sampai akhirnya bagian dalam telur menjadi keras. Namun, biji kopi tanah yang paling unik. Setelah biji kopi terkena air mendidih, biji kopi mengubah air dan menciptakan sesuatu yang baru.
“Kamu termasuk yang mana, nak?” tanya sang ayah kepada putrinya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana caramu dalam menghadapinya? Apakah kamu adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”

Jurrien Rafael A 8C 11 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah
dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil
disana.
Nathania Paramitha Rafeni Putri 8C 20 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah
dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil
disana. Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-
kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut.Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha
semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar melalui lubang kecil di ujung
kempompongnya.melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan
terbang dengan leluasa. Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa si kupu-kupu mungil terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya. Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.
Audy Kharisma Setiadi 8D 2 Tentang seorang anak yang tidak ingin mengikuti kegiatan belajar yang biasa dilakukan, ibunya sampai bingung dengan anak ini. Masih ada banyak hal yang belum diketahui ibunya dari anak itu, mungkin ada alasan dibalik anaknya yang tidak ingin mengikuti kegiatan belajarnya.
avissa sitti amabel 8D 3 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami.
Kudengar di sana sudah mulai ramai, dan perjalanan luar kota sudah lebih longgar.
Kami memutuskan untuk pergi dengan kereta, karena tidak ada satu pun dari kami
bertiga yang dapat membawa kendaraan.
Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi,
sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama.
Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan.
Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta.
Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar.
Stasiun yang biasanya ramai, terasa lebih dingin dari biasanya. Suara mikrofon dari
penunggu loket begitu menggema sampai rasanya seluruh penghuni stasiun akan
mendengar, itu pun kalau ada. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,
“Halo teman-teman, maaf ya telat”
“Iya memang kamu Ratu Telat dari dulu!” tegur Rendi bercanda
“Yaudah, yuk, kita masuk gerbong!” ajakku.
Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun
tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Kami menikmati bekal yang
disiapkan oleh Ibunya Ningsih, pas sekali sebelum tidur makan dulu. Baru ingin
menyuapkan potongan ayam tepung, kereta berhenti dengan kontan, tubuh kami
terantuk sandaran kursi di depan kami. Lampu-lampu kereta mati dengan perlahan,
refleks kami berpegangan tangan karena terkejut.
Aku mengalihkan pandanganku menuju Ningsih, lengannya sedikit basah dan dingin,
mungkin karena panik. Namun, asap putih mulai menyeruak dari gerbong belakang,
jendela kereta mulai dipenuhi embun yang dingin, persis seperti es. Rendi sudah
menelungkupkan kepalanya di balik jaket yang kukenakan.
Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku
kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Matanya menghitam terlihat
retak-retak seperti bekas luka bakar, aku berusaha untuk melepaskan lengan tersebut
namun tak berhasil. Kepalanya menengok dengan kaku, terdengar bunyi tulang yang
patah di dalamnya. Aku tak berani untuk membuka mata dan merapatkan tubuhku
dengan Rendi. Lalu, suara derap langkah terdengar begitu cepat ke arah kami, begitu
memburu diikuti kabut lebat dan udara dingin yang memekik.
Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di
tengah rel kereta yang bergetar.
Cahaya Danika Permana 8D 5 ada seseorang yang naik kereta dengan 2 temannya, dan ternyata salah satu dari temannya itu adalah hantu dan di kereta itu tidak ada orang sama sekali kecuali mereka berdua
Calista Belva Kaishaura 8D 6 Kita bisa belajar dari seorang kepompong. Ada seorang anak yang sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Dia mengambil kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana. Lubang kecil tersebut terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut. Lalu kupu-kupu itu berhenti mencoba, nampaknya sia-sia dia untuk keluar melalui lubang kecil di ujung kempompongnya. Si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Sayap-sayap kupu-kupu nampak masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang. Apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya.
Malik Rifat Arazky 8D 14 Kisah itu terus bergulir tanpa terputus oleh waktu. Siapa sesungguhnya yang memiliki
kebun Basagoka, masih menjadi tanda-tanya, namun ada cerita yang dapat dipercaya,
kebun itu milik para pemangku ulayat Lamarotok dan Lefketoj, dua kepala suku besar di
Dusun Boto. Tanah ulayat inilah yang menjadi tumpuan hidup sehari-hari pasangan
suami-istri yaitu Bapa Ola Dana dan istrinya Mama Nika Dana. Kebun yang oleh orang
NTT disebut mamar itu telah menjadi rumah kedua bagi mereka. Berdekatan dengan
kebun itu tinggal Bapa Johanis Kerung dan istrinya Mama Maria Kerung. Bapa Johanis
Kerung tukang iris tuak dari nira pohon lontar, ia lelaki paruh baya yang juga warga asli
Dusun Boto. Tak jauh dari sana, terdapat lahan tidur yang diberi nama Man Giok, lahan
itu masuk dalam kawasan Basagoka dan Dusun Feror, di sana ada juga beberapa lahan
yang menjadi milik Bapa Ola Dana. Penduduk setempat membenarkan kalau lahan itu
memang sah miliknya.
Nicky Farlie Natalino Alfonso 8D 19 Fiksi indonesia
Rafid Izza Tanzila 8D 23 Seorang Bapak yang merupakan nelayan harus menghapus rasa gembiranya karena salah satu ikan hasil tangkapan yang ia tangkap sedang dilarang untuk ditangkap. Bapak tersebut sudah dua minggu tidak melaut karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Namun, ia harus mencukupi kebutuhan keluarga seperti membayar SPP anak bungsunya karena jika ia tidak membayarnya segera si bungsu tidak bida ikut ujian semester. Selain itu, ia juga harus membayar utang-utangnya. Akhirnya, bapak tersebut memutuskan untuk melaut malam hari. di awal-awal waktu ia tidak menjaring ikan satu pun lalu ia memutuskan untuk mendiamkannya sampai esok pagi. keesokan paginya tepatnya saat adzan shubuh berkumandang di darat, ia mulai bangun dari di tidurnya dan bersiap-siap untuk menarik jaringnya. Ia menunggu hingga matahari naik 3 jari, setelah itu sambil berlayar menuju tepian ia mulai menarik jaringnya. beberapa ikan berhasil terjerat jaring, pada saat tarikan terakhir ia terkejut mendapatkan beberapa ikan terubuk yang salah satunya bertelur dimana harga jual ikan itu sangatlah mahal. Bapak tersebut gembira sehingga ia bersemangat menarik jaringnya. Namun, dari kejauhan datang speedboat fiber dengan orang berseragam di dalamnya. Mereka menghampiri bapak tersebut dan memeriksa surat-surat kapal, salah satu orang berseragam menemukan ikan terubuk hasil tangkapan bapak, lalu pemimpin dari mereka menjelaskan bahwa saat tersebut ikan terubuk sedang dilarang ditangkap hingga bapak tersebut harus memberikan keterangan kepada petugas dan harus menghapus rasa gembiranya untuk mencukupi keluarganya.
Rania Anindita 8D 25 Kentang, Telur, dan Biji Kopi
Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya sengsara dan bahwa dia tidak tahu bagaimana dia akan berhasil. Putrinya mengeluh dan tidak sabar menunggu, bertanya-tanya apa yang telah ayahnya lakukan. Putrinya melakukan apa yang diminta oleh ayahnya dan mencatat di dalam otaknya bahwa kentang itu lembut. Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Telur yang rapuh, dengan kulit luar tipis melindungi bagian dalam telur yang cair sampai dimasukkan ke dalam air mendidih. Namun, biji kopi tanah yang paling unik.
Shifa Zerlita Abadi 8D 26 Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Mereka kehausan datam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka
Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
Memang sudah rezeki mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
“Hidup tukang rambutan!” Hidup tukang rambutani
Dan menyoraki saya. kemudian Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
“Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!” tukang rambutan ini terharu karena Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
pada orang kecil seperti mereka.
Arya Bima Arundati 8E 1 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kempompong serta kupu-kupu yang terlihat kesulitan untuk keluar, karena kasihan sang anak menggunting kepompong tersebut & kupu-kupu dapat keluar dengan mudah, namun saat keluar, bentuk kupu-kupu tidaklah sempurna dengan sayap kecil yang membuatnya tak bisa terbang, sang anak tak tahu bahwa kupu-kupu yang kesulitan keluar dari kepompong adalah tahapan perubahannya menjadi kupu-kupu.
Aura Khaila 8E 3 Rajin menabung
Ayuthaya Andriana 8E 4 Kita harus selalu bersemangat dalam melakukan suatu kegiatan
Daniella Zahraa Jatnika 8E 7 rahasia logam
Dhamir Rasyid Resmana 8E 8 Tanah Warisan Leluhur
Farrel Farand Fathiyyah 8E 9 Candi Borobudur adalah candi peninggalan dari agama Buddha yang terbesar di dunia. Bangunan candi ini dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra sekitar pada 824 Masehi.

Urutan Peristiwa
Monumen Buddha ini memiliki luas yaitu 123 x 123 m². Candi Borobudur memiliki sebanyak 504 patung Buddha, 72 stupa terawang, dan satu stupa induk. Candi Borobudur memiliki arsitektur peta yang menggambarkan kekentalan dari gaya arsitektur yang berasal dari India.

UNESCO telah mengakui dan memakai kemegahan dari arsitektur Candi Borobudur sebagai satu di antara momen Budha terbesar di Indonesia dan juga di dunia.

Dalam menyelesaikan pembangunan Candi Borobudur ini membutuhkan waktu sekitar 75 tahun, di bawah komando dari arsitek Gunadarma dengan 60.000 m³ batuan vulkanik yang diambil di Sungai Elo dan Progo, yang letaknya sekitar 2 km sebelah timur candi.

Pada saat Candi Borobudur dibangun, sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan untuk membuat candi ini adalah tala, yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau pengukur panjang rambut dari dahi sampai dengan dasar dagu.

Felly Pricilla 8E 10 ada tiga sahabat yang sedang mau berlibur ke bandung mengunakan kereta. Mereka pergi pada pukul dua tiga puluh pagi. disaat hendak berangkat, stasiun terlihat sangat sepi, sesampainya di gerbong lebih sepi lagi. Saat sedang makan bersama tiba-tiba kereta berhenti, lampu juga mulai madam. Mereka bertiga pun ber pengangan tangan. Dingin seperti, itu yang aku rasakan saat memengang tangan ningsih, saat hendak memastikan ningsih, mata ningsih susah menghitam, saat ningsih menengok. Aku sangat ingin melepaskan tangan kami tapi itu tidak berhasil, dan aku mendekatkan tubuh kepada Rendi.
hingga akhirnya semua itu menghilang bagai debu, hanya ada kami di rel kereta yang bergetar.
Hakeem Ali Rose 8E 11 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami.
Kudengar di sana sudah mulai ramai, dan perjalanan luar kota sudah lebih longgar.
Kami memutuskan untuk pergi dengan kereta, karena tidak ada satu pun dari kami
bertiga yang dapat membawa kendaraan.
Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi,
sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama.
Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan.
Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta.
Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar.
Stasiun yang biasanya ramai, terasa lebih dingin dari biasanya. Suara mikrofon dari
penunggu loket begitu menggema sampai rasanya seluruh penghuni stasiun akan
mendengar, itu pun kalau ada. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,
“Halo teman-teman, maaf ya telat”
“Iya memang kamu Ratu Telat dari dulu!” tegur Rendi bercanda
“Yaudah, yuk, kita masuk gerbong!” ajakku.
Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun
tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Kami menikmati bekal yang
disiapkan oleh Ibunya Ningsih, pas sekali sebelum tidur makan dulu. Baru ingin
menyuapkan potongan ayam tepung, kereta berhenti dengan kontan, tubuh kami
terantuk sandaran kursi di depan kami. Lampu-lampu kereta mati dengan perlahan,
refleks kami berpegangan tangan karena terkejut.
Aku mengalihkan pandanganku menuju Ningsih, lengannya sedikit basah dan dingin,
mungkin karena panik. Namun, asap putih mulai menyeruak dari gerbong belakang,
jendela kereta mulai dipenuhi embun yang dingin, persis seperti es. Rendi sudah
menelungkupkan kepalanya di balik jaket yang kukenakan.
Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku
kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Matanya menghitam terlihat
retak-retak seperti bekas luka bakar, aku berusaha untuk melepaskan lengan tersebut
namun tak berhasil. Kepalanya menengok dengan kaku, terdengar bunyi tulang yang
patah di dalamnya. Aku tak berani untuk membuka mata dan merapatkan tubuhku
dengan Rendi. Lalu, suara derap langkah terdengar begitu cepat ke arah kami, begitu
memburu diikuti kabut lebat dan udara dingin yang memekik.
Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di
tengah rel kereta yang bergetar.
Harashta Jannis Andriansyah 8E 12 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana.
Hylmi Ghanim Suryo Wicaksono 8E 13 Bolos
Juwayria Zafnah 8E 14 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami. Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi, sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama. Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan. Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Aku mengalihkan pandanganku menuju Ningsih, lengannya sedikit basah dan dingin, mungkin karena panik. Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Lalu, suara derap langkah terdengar begitu cepat ke arah kami, begitu memburu diikuti kabut lebat dan udara dingin yang memekik.
Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di tengah rel kereta yang bergetar.
Namira Aishagita Kusumahadilaga 8E 17 Bolos
……..
Raden Annisa Mizani 8E 18 Rahasia Logam
Rayesha Reyhan Rizqueena 8E 20 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana. Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.
Renandya Malicca C 8E 22 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami.
Kudengar di sana sudah mulai ramai, dan perjalanan luar kota sudah lebih longgar.
Kami memutuskan untuk pergi dengan kereta, karena tidak ada satu pun dari kami
bertiga yang dapat membawa kendaraan.
Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi,
sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama.
Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan.
Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta.
Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar.
Stasiun yang biasanya ramai, terasa lebih dingin dari biasanya. Suara mikrofon dari
penunggu loket begitu menggema sampai rasanya seluruh penghuni stasiun akan
mendengar, itu pun kalau ada. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,
“Halo teman-teman, maaf ya telat”
“Iya memang kamu Ratu Telat dari dulu!” tegur Rendi bercanda
“Yaudah, yuk, kita masuk gerbong!” ajakku.
Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun
tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Kami menikmati bekal yang
disiapkan oleh Ibunya Ningsih, pas sekali sebelum tidur makan dulu. Baru ingin
menyuapkan potongan ayam tepung, kereta berhenti dengan kontan, tubuh kami
terantuk sandaran kursi di depan kami. Lampu-lampu kereta mati dengan perlahan,
refleks kami berpegangan tangan karena terkejut.
Aku mengalihkan pandanganku menuju Ningsih, lengannya sedikit basah dan dingin,
mungkin karena panik. Namun, asap putih mulai menyeruak dari gerbong belakang,
jendela kereta mulai dipenuhi embun yang dingin, persis seperti es. Rendi sudah
menelungkupkan kepalanya di balik jaket yang kukenakan.
Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku
kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Matanya menghitam terlihat
retak-retak seperti bekas luka bakar, aku berusaha untuk melepaskan lengan tersebut
namun tak berhasil. Kepalanya menengok dengan kaku, terdengar bunyi tulang yang
patah di dalamnya. Aku tak berani untuk membuka mata dan merapatkan tubuhku
dengan Rendi. Lalu, suara derap langkah terdengar begitu cepat ke arah kami, begitu
memburu diikuti kabut lebat dan udara dingin yang memekik.
Sampai semuanya menghilang seperti debu, hanya kami yang merunduk ketakutan di
tengah rel kereta yang bergetar.
Rizky Ramadhan Adhittama 8E 24 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami.
Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi,
sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama.
Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar.
Sulthan Sagara Abdurrahman 8E 27 Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah
dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil
disana.

Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-
kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut.

Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha
semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar melalui lubang kecil di ujung
kempompongnya.

Alya Hana 8F 2
Faira Fitriyani Djajasasmita 8F 9 Pemuda jaman sekarang harus bersyukur, semangat, dan bersatu atas bangsa Indonesia. Jaman penjajahan yang sulit, menyedihkan dan hancur sudah punah dan jangan pernah kembali lagi.
Indhrya Anggaditisha 8F 11 Setelah dibukanya masa pembatasan sosial berskala besar, aku dan temanku
memutuskan untuk pergi wisata, dengan Bandung menjadi destinasi wisata kami.
Kudengar di sana sudah mulai ramai, dan perjalanan luar kota sudah lebih longgar.
Kami memutuskan untuk pergi dengan kereta, karena tidak ada satu pun dari kami
bertiga yang dapat membawa kendaraan.
Kebetulan kami mendapat jadwal pemberangkatan kereta pukul dua tiga puluh pagi,
sengaja kami pilih yang paling pagi agar dapat menikmati tanah Bandung lebih lama.
Aku dan Rendi berangkat menuju stasiun bersama, kebetulan rumah kami berdekatan.
Hanya Ningsih yang rumahnya agak jauh di tepi kota Jakarta.
Tak pernah aku datang ke stasiun sepagi ini, apalagi dengan menggendong tas besar.
Stasiun yang biasanya ramai, terasa lebih dingin dari biasanya. Suara mikrofon dari
penunggu loket begitu menggema sampai rasanya seluruh penghuni stasiun akan
mendengar, itu pun kalau ada. Ningsih datang di menit-menit terakhir keberangkatan,
“Halo teman-teman, maaf ya telat”
“Iya memang kamu Ratu Telat dari dulu!” tegur Rendi bercanda
“Yaudah, yuk, kita masuk gerbong!” ajakku.
Akhirnya perjalanan kami dapat berlanjut, gerbong jauh lebih sepi dibanding stasiun
tadi, hanya ada seorang yang duduk dekat pintu toilet. Kami menikmati bekal yang
disiapkan oleh Ibunya Ningsih, pas sekali sebelum tidur makan dulu. Baru ingin
menyuapkan potongan ayam tepung, kereta berhenti dengan kontan, tubuh kami
terantuk sandaran kursi di depan kami. Lampu-lampu kereta mati dengan perlahan,
refleks kami berpegangan tangan karena terkejut.
Aku mengalihkan pandanganku menuju Ningsih, lengannya sedikit basah dan dingin,
mungkin karena panik. Namun, asap putih mulai menyeruak dari gerbong belakang,
jendela kereta mulai dipenuhi embun yang dingin, persis seperti es. Rendi sudah
menelungkupkan kepalanya di balik jaket yang kukenakan.
Lengan yang awalnya basah kini semakin dingin dan nyaris seperti membeku, aku
kembali menengok untuk memastikan keadaan Ningsih. Matanya menghitam terlihat
retak-retak seperti bekas luka bakar, aku berusaha untuk melepaskan lengan tersebut
namun tak berhasil. Kepalanya menengok dengan kaku, terdengar bunyi tulang yang
patah di dalamnya. Aku tak berani untuk membuka mata dan merapatkan tubuhku
dengan Rendi.
Maylika Tiarani Putri 8F 13 Perbedaan dalam menghadapi keadaan ketika masa kesulitan.
Rasya Raditya Rachman 8F 22 membaca buku ubur ubur lembur 20 halaman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *